Cari Blog Ini

Kamis, 03 Februari 2011

Fisika Bola


1.Tendangan Pisang
  • Dinamika fluida
Tendangan pisang dapat dijelaskan secara ilmiah dengan ilmu dinamika fluida. Sebuah bola yang menembus udara akan memicu aliran udara di permukaannya berlawanan dengan arah gerak bola. Jika bola bergerak di udara dengan kecepatan kurang dari 20 kilometer per jam, aliran udara di permukaanya akan terpisah di titik karakteristik yang terpisah cukup lebar.

1. Bola yang bergerak kurang dari 20 kilometer perjam menghasilkan turbulensi.
2. Jika bergerak lebih cepat, turbulensi semakin kecil sehingga terbentuk lapisan aliran udara (tripping).
3. Saat dipelintir, aliran udara bergeser berlawanan dengan arah putaran bola.

Permukaan bulat bukan bentuk aerodinamis yang efisien. Ketika aliran udara di permukaan bola yang bergerak terpisah, udara di belakangnya bergolak karena terjadi turbulensi. Turbulensi selalu menghasilkan gaya hambat sehingga bola menjadi objek yang sulit diarahkan.
Namun, pada kecepatan sekitar 20 kilometer per jam, keajaiban bisa terjadi. Turbulensi semakin jauh sehingga menghasilkan lapisan udara batas. Hal tersebut menyebabkan aliran udara tipis terbentuk (tripped) sangat dekat dengan permukaan bola. 
Efek turbulensi berkurang dan gaya hambatnya hilang. Tendangan atau lemparan bola dengan kecepatan di atas itu dapat dilakukan dengan leluasa dan diarahkan lebih tepat ke sasaran.

Nah, ketika bola berputar, lapisan pembatas masih masih terbentuk namun titik berpisahnya aliran udara mengalami pergeseran. Tempat terpisahnya aliran udara lebih dekat ke sisi yang berlawanan dengan arah putaran bola. Pergeseran ini menyebabkan perbedaan tekanan dan membelokkan dorongan yang mengatur gerakan dan arah bola.
  • Pola panel di permukaan
Bola Teamgeist yang digunakan selama Piala Dunia 2006 hanya dibuat dari 14 buah panel.

Terbentuknya aliran udara batas juga dipengaruhi lekuk permukaannya, khususnya batas jahitan yang sedikit menaik. Semakin banyak lekukan karena banyaknya panel, semakin besar kestabilan aerodinamikanya.

Ada banyak variasi permukaan yang ditentukan bentuk panel-panel pelapis bola. Misalnya, bola dengan pola panel heksagonal tersusun dari 32 panel, sedangkan model klasik Inggris memiliki 26 panel.

Meskipun demikian, bola Teamgeist hanya memiliki 14 panel. Mungkinkah ini salah satu faktor yang memicu kegelisahan Jens Lehmann?

Untuk menjelaskannya, bandingkan bola sepak dengan bola baseball. Sebuah bola baseball sangat sederhana karena hanya mengandung dua panel.

Seorang pitcher (pelempar) di baseball biasanya memelintir bola dengan cara melemparkannya dengan putaran. Putaran udara di permukaanya mirip dengan bola sepak yang ditendang dengan cara dipelintir.

Adakalanya, seorang pitcher memberi umpan bola yang sangat sulit dipukul atau disebut knuckleball. Ini terjadi ketika pitcher melempar bola dengan putaran yang sangat sedikit. Karena panelnya hanya dua, bola berputar tanpa aturan dan membentuk aliran udara batas di sisi tertentu.

Hal tersebut menyebabkan arah membelok yang tidak dapat diprediksi. Padahal, ke mana bola berbelok merupakan arah yang mesti dilawan pemukul dari sisi sebaliknya.

Tentu saja, kunci menghasilkan tembakan yang bagus adalah sedikit putaran. Namun, membuat putaran yang sangat sedikit lebih mudah saat melempar bola baseball daripada menendang bola sepak. Kalaupun hal tersebut terjadi pada hasil tendangan bola, mungkin banyak dipengaruhi jumlah panel di permukaannya.

Bola Teamgeist dengan 14 panel secara aerodinamik lebih mendekati bola baseball daripada bola sepak Inggris dengan 26 panel atau bola dengan 34 panel berpola heksagonal. Jadi, perhatikanlah saat bola tersebut ditendang dengan sedikit putaran.

Di ajang piala dunia, bola Teamgeist membuat gatal David Beckham, Thierry Henry, atau Ronaldinho. Struktur bola yang mendukung tendangan pisang sangat cocok bagi pemain seperti Henry atau Ronaldinho yang mengandalkan tendangan pelintir ke samping atau Beckham dengan pelintir atasnya.

Tendangan-tendangan seperti itu juga membuat kewalahan kiper-kiper dunia. Mereka umumnya lebih memilih menahan atau menjatuhkan bola yang dipelintir daripada langsung menangkapnya. Tapi, saat-saat seperti itu mungkin akan langka jika bola jarang terpelintir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar